Saturday, 6 August 2011

JANGAN MEMBELA AHLI BIDAAH


Oleh: Syaikh Shalih Fauzan al-Fauzan
Pertanyaan: Seseorang di sekitar kita menyelisihi prinsip-prinsip salaf, memuji dan menolong manhaj-manhaj lain yang sesat dengan memberikan pujian kepada para pendiri dan pencetusnya, apakah wajib menisbatkan orang tersebut kepada mereka agar masyarakat berhati-hati dan tidak tertipu dengannya dan manhajnya?
Jawab Syaikh:
Barangsiapa yang menyelisihi manhaj salaf, memuji manhaj-manhaj lain yang menyelisihi manhaj salaf dan menyanjung para pelakunya maka dia termasuk dari pemilik manhaj-manhaj tersebut, wajib untuk diberi dakwah dan dinasihati. Apabila dia kembali kepada kebenaran maka selesailah perkaranya namun bila dia menolak maka tinggalkan dan putuskan hubungan dengannya.
Menurutku tidak ada orang yang melakukannya di negeri kita ini (Saudi-pent) yang tumbuh di atas tauhid dan manhaj salaf, insyaAllah. Namun terkadang ada orang yang berperangsangka baik kepada orang yang memiliki pemikiran-pemikiran menyimpang padahal dia tidak mengetahui hakikat mereka yang sebenarnya. Sehingga apabila kebenaran dijelaskan kepadanya dengan cara yang benar dia akan menerimanya dengan izin Allah.
Aku wasiatkan agar jangan terburu-buru dalam menghukumi manusia, menuduh mereka melakkan penyimpangan dan membuat mereka lari.[1]
Pertanyaan: apakah memberi peringatan dari bahaya manhaj-manhaj yang menyelisihi manhaj salafush-shalih hukumnya wajib?
Jawab Syaikh:
Ya wajib bagi kita untuk memberi peringatan dari bahaya manhaj-manhaj yang menyelisihi manhaj salaf[2] dan hal ini dalam rangka nasihat kepada Allah, kitab-Nya dan Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin secara umum.
Kita memperingatkan umat dari bahaya pelaku-pelaku kejahatan, manhaj-manhaj yang menyelisihi manhaj islam, memberikan penjelasan kepada umat tentang mudharat yang ada pada perkara-perkara tersebut dan memberikan motivasi kepada mereka untuk berpegang teguh dengan al-Quran dan as-Sunnah dan ini adalah suatu kewajipan.
[Dinukil dari kitab al-Ajwibah Mufidah ‘an as-ilatil Manahajil Jadidah edisi terjemahan Jawab Tuntas Masalah Manhaj terbitan Pustaka al-Haura’]

[1] Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Barangsiapa yang berbaik sangka kepada mereka -dan mendakwa bahawa dia tidak mengetahui keadaan mereka- beritahulah dia tentang keadaan mereka apabila dia tidak meninggalkan dan tidak menampakkan pengingkaran terhadap mereka (maka selesai urusan) namun apabila tidak, maka gabungkan dia dalam gologan mereka.
Adapun orang yang mengatakan: “Ucapan mereka memiliki takwil yang selari dengan syari’at kerana dia termasuk dari pimpinan-pimpinan mereka, sebab kalau dia seorang yang cerdik maka dia akan mengetahui kedustaan dirinya pada apa yang telah dia katakan. [Majmu Fatawa 2/133]
Asy-Syaikh Bakr Abu Zaid berkata: “Semua orang yang menolong ahlu bid’ah mengangungkan dan kitab-kitabnya, menyiarkannya di tengah-tengah kaum muslimin, menyebarkan perkara bid’ah dan kesesatan yang ada di dalamnya dan tidak menyingkap penyelewengan dan penyimpangan aqidahnya. Maka barangsiapa yang melakukan hal tersebut sungguh dia telah melampaui batas dalam urusan tersebut dan wajib untuk dihilangkan kejelekannya sehingga tidak menganggu kaum muslimin. [Hajrul Mubtadi’ ms. 48]
[2] Inilah manhaj salaf, mereka adalah orang yang sangat keras dalam memberikan peringatan dari para pemilik manhaj-manhaj yang menyelisihi al-Quran dan as-Sunnah bahkan mereka mengusir terhadap orang yang memuji para pelaku bid’ah dan mengagungkan kitab-kitab mereka.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Wajib diberi hukuman orang-orang yang menisbatkan diri kepada mereka, membela dan menyanjung dan mengagungkan kitab-kitab pelaku bid’ah, enggan mengkritik mereka, atau memberi udzur bagi mereka dengan alasan bahawa mereka tidak mengetahui maksud ucapan mereka. Atau orang yang mengatakan bahawa dia telah berjasa mengarang kitab ini. Dan uzur-uzur yang sama dengan nya yang hanya keluar dari orang yang bodoh atau munafiq, bahkan wajib diberi hukuman orang yang mengetahui keadaan mereka namun tidak membantu untuk membantah mereka kerana membantah mereka merupakan salah satu kewajipan yang agung.” (Majmu’ Fatawa 2/132)

No comments:

Post a Comment